Pages

Thursday, July 7, 2011

Popularizing GIS to Civil Engineering Students

Seiring perkembangan teknologi dan makin populernya multi-dispilin dalam ilmu rekayasa, sarjana dan mahasiswa Teknik Sipil dituntuk untuk menguasai basic ilmu yang luas dan keterampilan penggunaan software yang luas pula.

Dalam beberapa tahun terakhir penggunaan software sejenis AutoCAD dan SAP2000 telah begitu populer di kalangan mahasiswa dan praktisi, namun masih sedikit yang menggunakan analisa Geographical Information System (GIS) selain tentunya kelompok studi Sumber Daya Air. Padahal kegunaan ilmu GIS (dan software pendukung yang paling populer saat ini: ArcGIS) sangat luas penggunaannya. ArcGIS sebagai system telah digunakan luas di dunia transportasi, project management, sumber daya air, bahkan industri perminyakan, geologi, dan sosial sekalipun. Jadi ilmu GIS sekarang bukan terbatas lagi pada bidang disiplin ilmu seperti planologi atau geodesi, tapi telah menjadi tool untuk hampir segala disiplin ilmu.

Disiplin ilmu Civil Engineering sebenarnya dititikberatkan pada kata-kata "Civil" yang diartikan secara bebas sebagai insinyurnya "masyarakat" yang dituntut banyak mengerti kondisi yang ada di masyarakat dan diharapkan bisa mengaplikasikannya ke masyarakat. Jadi trend sarjana Teknik Sipil ke depannya adalah sarjana yang tidak hanya mengerti bidang spesialisasinya, namun juga mampu berkarya dalam multi-discipline environment. Salah satunya adalah mengerti konsep perencanaan makro dengan salah satu tool paling populer saat ini, ArcGIS.

Perlu diingat pula oleh teman-teman mahasiswa bahwa ArcGIS bukan sekedar tool untuk membuat peta atau melihat peta, tetapi lebih sebagai alat untuk menganalisa. Sebagai seorang Civil Engineer, dalam kehidupan bekerja sehari-hari, kita dituntuk untuk membuat keputusan yang cepat dengan segala pertimbangan aspek resiko. Dengan tool-tool yang universal dan sophisticated (e.g., ArcGIS), seorang engineer bisa melihat sebuah risk bukan sebagai threat (ancaman), melainkan sebuah opportunity (peluang) sehingga bisa membuat suatu keputusan bisnis (business decision) yang bagus.

Namun, penggunaan software-software yang katanya sophisticated tadi, tidak akan berarti banyak tanpa didukung oleh data-data yang mumpuni yang dimiliki oleh universitas-universitas dan pemerintah. Sebagai contoh ArcGIS, meskipun berbasis drawing, ArcGIS sangat tergantung kepada database dalam analisanya. Tanpa didukung database yang lengkap, analisa menjadi tidak berarti.

Disinilah diharapkan peran Teknik Sipil UNDIP dan komponen-komponen di dalamnya (seperti KSAKS, HMS, dan Biro lainnya) untuk menerobos pemikiran-pemikiran lama yang mempersempit ruang gerak dan pola pikir mahasiswa yang tahu bahwa Teknik Sipil cuma ada Struktur, SDA, Transportasi, Geoteknik, dan Umum (mempelajari semuanya secara umum) dan berkutat pada penggunaan software yang itu-itu saja. Dengan memperluas pola pikir bahwa masih banyak yang menarik yang harus dilihat di "luar" sana, suatu saat Teknik Sipil UNDIP bisa menjadi pusat database lengkap (misalnya untuk ArcGIS atau program lainnya), sehingga orang-orang yang membutuhkan data akan datang ke kampus Tembalang hanya untuk mencari data. Dengan demikian Teknik Sipil UNDIP bisa terkenal se-Indonesia bahkan dunia!

Ingat DATA ITU MAHAL!

No comments:

Post a Comment